hamied abulunk

Minggu, 19 September 2010

HAKEKAT CINTA KEPADA ALLAH TA'ALA


Alangkah bahagianya jika seseorang berhasil meraih dan menggapai cinta Allah swt. Sebab, bila seseorang berhasil mendapatkan cinta Allah, maka hidupnya akan dituntun dan dibimbing oleh Allah swt. Allah akan membimbing penglihatannya tatkala dirinya melihat; Allah akan membimbing pendengarannya, manakala ia mendengarkan.  Sebaliknya,  betapa menyakitkan bila kita merasa mencintai dan dicintai oleh Allah, akan tetapi cinta kita hanya bertepuk sebelah tangan.  Kita merasa mendapatkan kecintaan Allah, akan tetapi sebenarnya kita tidak pernah mendapatkan kecintaan dari Allah swt.
Betapa banyak orang sibuk mengerjakan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah swt. Ada diantara manusia yang menyendiri di tengah hutan, jarang makan-minum, bahkan mandi; menjauhi anak-isterinya dan sanak keluarganya. Ia beranggapan bahwa dengan cara ini ia akan mendapatkan kecintaan dari Allah swt.
Kita juga menyaksikan ada diantara manusia yang melakukan ritual-ritual tertentu untuk mendapatkan kecintaan dari Allah swt.  Ada yang berpuasa tiga hari tiga malam tanpa putus-putus; bahkan ada yang sampai 40 hari 40 malam.  Ada pula yang sibuk membaca kalimat-kalimat dzikir, mengunjungi kuburan para nabi dan wali, membaca riwayat hidup Rasulullah saw, dan sebagainya.
Akan tetapi, apakah dengan cara-cara seperti itu mereka akan mendapatkan kecintaan dari Allah swt? Lalu, bagaimana cara kita meraih dan menggapai kecintaan dari Allah swt; agar cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan dan tidak hanya sebatas merasa mencintai Allah swt, namun Allah sama sekali tidak mencintai kita.
          Allah swt telah memberikan petunjuk yang sangat jelas, bagaimana cara mendapatkan kecintaanNya.  Allah swt telah berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
 “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[Ali Imron:31]
          Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir menyatakan, “Ayat ini merupakan pembukti, “Siapa saja yang mengaku mencintai Allah swt, namun ia tidak berjalan sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Nabi Mohammad saw, maka orang tersebut hanya berdusta saja. Dirinya diakui benar-benar mencintai Allah, tatkala ia mengikuti ajaran yang dibawa oleh Mohammad saw, baik dalam perkataan, perbuatan, dan persetujuan beliau saw.” Jika teruji bahwa ia benar-benar mencintai Allah, yakni dengan cara menjalankan seluruh ajaran Mohammad saw, maka Allah akan balas mencintai orang tersebut. Rasul saw bersabda:.
“Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan maka perbuatan itu tertolak.”[Muttafaq ‘alaihi]
          Para ahli hikmah telah menyatakan,”Perkara yang hebat bukanlah kamu [merasa] mencintai Allah, akan tetapi, kalian benar-benar dicintai [oleh Allah swt].
Imam Hasan al-Bashriy pernah berkata,” Ada suatu kaum merasa bahwa mereka telah mencintai Allah swt, lalu, Allah swt menguji mereka dengan firmanNya,”Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[Ali Imron:31]
          Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda,”Bukankah agama ini adalah cinta dan benci karena Allah swt?
          Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Jika kalian mengikuti sunnah Rasulullah saw, maka kalian akan mendapatkan keberkahan hidup”.
Atas dasar itu, jika kita hidup sesuai dengan sunnah Rasulullah saw, maka kita pasti akan mendapatkan kecintaan dari Allah swt, dan kita juga pasti akan mendapatkan ampunan dari Allah swt.
          Dari uraian Imam Ibnu Katsir di atas jelaslah bagi kita, jika seseorang ingin meraih dan mendapatkan kecintaan dari Allah swt, kita mesti berbuat dan berperilaku sesuai tuntunan Islam. Jika kita berjalan sesuai dengan ajaran yang dibawa Mohammad saw, tentu kita akan dicintai oleh Allah swt. Sebaliknya, meskipun kita merasa mencintai dan dicintai Allah swt, kita tidak akan mendapatkan kecintaan dari Allah swt, selama tidak berjalan sesuai dengan ajaran Mohammad saw.
Atas dasar itu, kita tidak boleh membuat tatacara atau ritual tersendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah.  Ajaran ataupun ritual apapun yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak mungkin mengantarkan kita untuk meraih cinta Allah swt. Hanya dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten dan konsekuen.  Kita akan mendapat kecintaan dari Allah swt.
          Jelaslah kini, hanya ada satu cara untuk mendapatkan kecintaan dari Allah swt; yaitu, selalu menjaga keimanan dan berperilaku sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Mohammad saw.    Seorang yang mencintai Allah swt akan berusaha dengan segenap tenaga untuk menerapkan aturan-aturan Allah swt, baik yang berhubungan dengan masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Sayangnya,  saat ini kita tidak mampu lagi menerapkan aturan-aturan Allah swt dikarenakan tidak ada institusi yang menjaminnya.  Penerapan syari’at Islam dalam bingkai negara masih jauh di atas kenyataan.   Padahal, penerapan syariat Islam secara utuh dan menyeluruh merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah, sekaligus jalan pembuka untuk meraih cinta Allah. Bagaimana kita bisa merasa dicintai Allah swt sementara itu kita mencampakkan aturan-aturannya dan menerapkan pranata-pranata kufur?   Pastinya, bukan kecintaan yang kita dapat, akan tetapi laknat dan kebencian yang akan kita sandang....

Minggu, 29 Agustus 2010

10 Tanda Kiamat Menurut Islam

Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari Kiamat”.
Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari Kiamat sehingga kamu melihat
sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”.(H.R Muslimi)

Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda Kiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda Kiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari Kiamat. Sepuluh tanda itu ialah:
  1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
  2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hingga banyak orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
  3. Dabbah-Binatang besar yang keluar dari Bukit Shafa di Mekah yang akan mengatakan bahwa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
  4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
  5. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang berkuasa pada masa itu dan beliau juga akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
  6. Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
  7. Gempa bumi di Timur.
  8. Gempa bumi di Barat.
  9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.
  10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman.
Mengikuti pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat disimpulkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahwa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala pertanda-pertanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda Kiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa Kiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.,,

sekarang, apakah kita siap mengahadapi hari kiamat??

Sabtu, 28 Agustus 2010

ULANG TAHUN?

Apa yang anda lakukan ketika akan ULANG TAHUN?  Apa yang anda siapkan pada saat ulang tahun? Kebanyakan dari kita memperingati hari kelahiran dengan sebuah acara yang bersifat perayaan (Celebration). Sebuah kue tart yang dihias dengan berbagai macam dekorasi, dan tak ketinggalan beberapa batang lilin sejumlah usia, atau lebih praktis lagi pakai lilin dengan bentuk angka. Biasanya acara tersebut akan dimeriahkan bersama keluarga, teman, sahabat, dan undangan lainnya.
Ada juga yang merayakan ulang tahun dengan berbagi kebahagiaan bersama orang-orang yang dianggap kurang beruntung, misal dari panti asuhan. Tetapi bagi saya yang paling penting ketika seseorang ulang tahun adalah ada tidaknya kesadaran dalam dirinya akan manfaat usia yang telah dicapai. Sebuah evaluasi diri dilakukan untuk membaca apa yang telah dilakukan, dimana posisi sekarang, dan apa yang akan dicapai kedepan. Ibarat seorang nakhoda kapal bagi dirinya sendiri, tentu saja harus tetap menjaga kapal lurus mengarah pada tujuan. Menurut Bapakku yang pelaut (sampai saat ini diusianya yang menjelang 60 tahun masih berlayar), kapten kapal akan selalu mengecek arah dan posisi kapal untuk memastikan kapal berada pada jalur yang benar. Demikian juga dengan hidup ini.
Setiap orang pasti memiliki tujuan jangka panjang yaitu kampung akhirat. Tujuan jangka menengah seperti menikah, lulus kuliah, kerja, dan sebagainya. Serta tujuan jangka pendek, seperti beli notebook baru dan seterusnya. Evaluasi diri sangat diperlukan bukan hanya agar dapat memastikan capaian yang telah didapat, tetapi juga sebagai refleksi diri pada pemaknaan hidup itu sendiri.
Berapa banyak diantara kita yang sering kali bosan, hidup hampa, dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Jika itu terjadi pada diri anda, berarti anda harus mendefinisikan tujuan dan arti hidup yang sebenarnya. Lalu apakah setiap orang akan mengalami hal yang sama pada setiap tahapan-tahapan usianya? Tentu saja antara anak usia 8 tahun dengan remaja 18 tahun akan berbeda pemaknaan pada hidupnya.  Anak usia 8 tahun mungkin hanya berfikir bagaimana dia bisa melewati semua tugas sekolahnya, mendapatkan hadiah dari orang tuanya, dan tujuan jangka pendek lainnya yang bersifat materi. Sedangkan remaja usia akan lebih fokus pada bagaimana memperbaiki penampilannya, bagaimana dirinya dianggap sudah layak untuk mendapatkan pacar, dan seterusnya. Bagaimana anda yang berusia 25, 30, 35, 40, dan seterusnya?  
Mencontoh Tahapan Usia Rasulullah Muhammad SAW
Coba kita kilas balik perjalanan Nabi Muhammad Saw dalam setiap pencapaian berdasarkan usia. Saya yakin bahwa semua tahapan pencapaian berdasarkan usia yang dialami oleh Nabi Muhammad merupakan standard bagi ummatnya. Sehingga saya dan anda bisa jadikan refleksi seberapa tepatkan perkembangan diri kita baik secara psikologi maupun spiritual. Ingat bahwa seseorang dikatakan dewasa bukan hanya dari pencapaian usianya, tetapi juga dari prilaku dan kematangan jiwanya. Jangan sampai saya dan anda tidak bertindak sesuai dengan usianya. Orang besar yang kekanak-kanakan, atau anak kecil yang sok dewasa. Berdasarkan buku “Sejarah Hidup Muhammad” yang  ditulis oleh Muhammad Husain Haekal dapat dipetakan sebagai berikut:
  1. 0 tahun - Lahir bulan Agustus 570 M.
  2. 3 tahun - Peristiwa pembedahan ‘dada’  oleh malaikat.
  3. 12 tahun - berdagang ikut pamannya Abu Thalib (masa remaja juga mengembala kambing).
  4. 15-20 tahun - ikut perang suku/kabilah (Al-Fijr).
  5. 25 tahun - menikahi Khadijah.
  6. 35 tahun - menjadi Problem Solver (peletakan hajar aswad di Ka’bah) dan  bergelar Al-Amin (orang yang dipercaya).
  7. 35-40 tahun - menjauhi keramaian / menyendiri untuk Tahannuf.
  8. 40 tahun - turunnya wahyu pertama sebagai tanda kenabian (610 M).
  9. 51  tahun - puncak pencapaian spiritual tertinggi dalam peristiwa Isro’-Mi’roj (621 M).
  10. 52 tahun - hijrah ke Yastrib / Madinah (622 M).
  11. 60 tahun - penaklukan kota Mekah (630 M).
  12. 62 tahun - wafatnya Nabi Muhammad Saw pada 13 Rabiulawal 11 H atau 8 Juni 632 M
Bagaimana dengan Saya dan Anda?
Hikmah dari tahapan perjalanan Nabi Muhammad tersebut tentu dapat dijadikan tolak ukur bagaimana perkembangan kedewasaan, kejiwaan, dan spiritual. Kita dapat melihat bagaimana Nabi Muhammad sudah mendapatkan pembelajaran akan arti tanggungjawab dengan menerima perkerjaan sebagai pengembala kambing pada masa anak-anak. Usia 12 tahun sudah diajari kewirausahaan (entrepreneurship) hingga usia 25 tahun sudah dapat memimpin kabilah dagang sendiri ke Syam (Iraq).
Nabi Muhammad menikah pada usia 25 tahun, dan Alhamdulillah saya juga persis menikah pada usia 25 sesuai dengan rencana yang saya buat sebelumnya. Pada usia ini, manusia sudah sangat mtang dari segi fisiologi dan boleh dikatakan dewasa untuk sanggup mengemban tanggungjawab membangun keluarga. Jadi peringatan bagi anda-anda sekalian yang sampai usia 25 tahun tidak juga menikah entah karena kurang berani, masih suka bermain-main, atau memang tidak ada keberanian. Mungkin ada baiknya anda introspeksi kembali motivasi hidup dan kesehatan jiwa anda.
Pada usia 35 tahun Nabi Muhammad terkenal dengan julukan Al-Amin atau orang yang dipercaya, bahkan sudah bisa berfikir dan bertindaks sebagai problem solver. Hal ini berarti pada usia 35 tahun kita dituntut untuk meningkatkan nilai kemaslahatan kita pada orang lain. Jiwa kepemimpinan dan humanisme kita sudah mencapai pada puncaknya. Pada usia 35 ini seharusnya bukan lagi berfikir untuk diri sendiri, dan sudah bisa meninggalkan dunia “canda-tawa” dan hidup jauh lebih serius.
Awal puncak kematangan spiritual Nabi Muhammad pada usia 40 tahun ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah melalui perantara Malaikat Jibril. Melalui perenugan dan pembersihan diri dengan menyepi maka gelombang resonansi Nabi Muhammad dapat berkomunikasi dengan Malaikat Jibril. Jadi saya dan anda seharusnya sudah mencapai pemahaman yang tinggi akan hakikat kehidupan spiritual. Pada usia ini tidak ada lagi jiwa-jiwa hampa yang mengisi badan, karena pemahaman hakikat kehidupan sudah dicapai. Saya belum mencapai tahapan ini, dan insyallah jika diberi cukup umur untuk mencapainya. Jadi ada benarnya jika pepatah bilang “Life Begin at Forty”, tapi bagi saya itu pasti permulaan untuk menemukan cinta Allah.
Nabi Muhammad mencapai puncak tertinggi dalam pemaknaan hidup pada usia 52 tahun ketika dengan ijin Allah, mengadakan perjalan dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqso, dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha menghadap langsung pada Allah. Pencapaian spiritual yang tertinggi di alam semesta ini, melebihi malaikat sekalipun. Pada tahap ini seharusnya dunia dan segala isinya tidak lagi menjadi tujuan dan daya tarik. Tahapan ini juga belum saya lalui dan Insyallah jika dianugerahi umur yang panjang.
Puncak perjuangan Nabi Muhammad dicapai pada usia 60 tahun. Artinya sukses pencapaian perjuangan Nabi  Muhammad ditempuh dalam waktu 20 tahun. Tidak masalah pada usia berapa anda akan sukses, yang penting berusaha dan berusaha walaupun anda pasti sudah menjadi kakek-kakek bukan? Nabi Muhammad akhirnya diwafatkan pada usia 62, itu artinya bahwa jika saya dan anda meninggal lebih dari usia tersebut berarti kita mendapatkan BONUS tambahan usia dari Allah untuk lebih memperbaiki diri hingga hingga akhirnya kita sampai ke tujuan berikutnya yaotu kampung akhirat. Apakah anda ingin diberi umur panjang melebihi pencapaian usia Nabi Muhammad? Oh kalau saya tidak. Berapapun usia yang Allah berikan kepada saya semoga cukup membawa manfaat dan bekal untuk menghantarkan saya ke kampung surga nantinya Amin… Insyaallah.